Di toko buku itu aku tersesat dalam sebuah lukisan shunga. Bunga-bunga bermekaran di musim semi, seakan membawaku kembali ke zaman Edo bersama dua belas lembar shunkyū-higi-ga.
Bukankah tak ada suatu kebetulan apapun di dunia ini? Aku seorang perempuan pengembara yang kesepian, berdiri telanjang di depan seorang laki-laki asing. Begitulah aku membayangkan diriku sendiri.
...
Read full text