Lingkunganku diapit oleh gunung-gunung besi bertingkat
Awannya kelam seolah mengapitnya
Air sungainya pun keruh berwarna hitam
Katanya sih korban urbanisasi
Kota yang selalu berdenyut selama 24 jam
Akan tetapi ada yang hilang Ketika hempasan kedua tsunami Pandemi Covid 19
Banyak yang meregang nyawa dan Nampak agak sepi dengan interkasi
Aktivitasnya telah terikat dalam labirin
Modernitas menampilkan wajah kehampaan
Aku yang tinggal disana amat sangat sulit sekali bertemu dan bercengkrama dengan kejujuran
Wajar kalau aku mencari komunitas yang menggunakan idealisme demikian
Tinggal gimana Tindakan yang terbalut norma dan agama menjadikan sinergi dalam sendi kehidupan. Sederhana saja hidupku
© Ayatullah Nurjati. PoemHunter.com
Jakarta.17 February 2022 Pukul 4: 55 Sore Waktu Indonesia Barat