Telinga ('the Ears' In Indonesian,1) Poem by Kinga Fabo

Telinga ('the Ears' In Indonesian,1)

Rating: 4.0

Telingaku seperti sebuah ritual dalam kuil, hingga
Kebisingan merasuk ke dalamnya. Untungnya,
Telingaku besar dan indah
Dalam dan berliku
Seperti pinggul dan buah dada yang ranum


Kesepian menyeruak. Ingin ruh setubuh
Muncul sebagai ibu. Yang menikah, tapi tak berhasrat
Saat kesepian tak bergeming, bahasa mengalir,
Mengajakmu berkelana
Lesbian itu? Tak kunjung datang. Sungguh


Memesona. Tanpa yang lain,
Telingaku bergairah dengan sendirinya. (Betapa hebatnya telinga-telinga itu)
Tak seorang perempuan pun yang benar-benar datang padamu
Tidak jua lelaki. Aku pergi
Menghampiri mereka


Tapi mereka hanya ingin telingaku
Lalu mulut-mulut itu? Tak berhenti meracau
Lalu telingaku? Telingaku, tetap sunyi
Aku hanya mengganti anting-antingku sesekali
Tetap dalam sepi


(Translated by DA)

This is a translation of the poem Veshët ('the Ears' In Albanian) by Kinga Fabo
Wednesday, November 2, 2016
Topic(s) of this poem: ironic
COMMENTS OF THE POEM
Close
Error Success