Di dalam teater itu seekor anjing melolong. Aku menanyakan keberadaanmu dan kau matikan ponselmu.
Engkau pergi entah dengan siapa, aku hanya bisa menduga. Sepertinya memang, kita tak bisa menggantungkan harapan pada perasaan orang lain.
Mungkin aku sudah lama mati dalam pikiranmu. Mungkin engkau sudah menghapus bayanganku dari mimpimu.
Aku mengendarai angin mengejar angan-anganku sendiri. Terkadang hidup lebih menakutkan manakala kita tak lagi punya tujuan.
Ketika kegelapan adalah realitas kehidupan kita sehari-hari. Ketika kesepian adalah satu-satunya sahabat yang kita miliki.
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem