Salahkah aku, bila sengaja memberimu lebih banyak dari apa yang engkau butuhkan? Kuberi engkau sepasang sayap yang indah agar kau bisa terbang dan menari di antara mega-mega.
Kuberi engkau kamar yang jauh lebih besar dari kamarku sendiri, supaya di dalam kamar itu engkau bisa melakukan apa saja yang engkau mau.
Aku tak melarangmu membuat kolam ikan dan air terjun di dalam kamar itu, hanya karena aku tahu itulah caramu untuk membunuh sepi. Itulah siasatmu untuk mengalahkan suara- suara berisik yang senantiasa berebut bicara di dalam kepalamu.
Aku bahkan berusaha, untuk tidak menunjukkan rasa cemburu bila engkau lebih banyak bicara kepada ponselmu daripada bicara kepadaku. Karena aku tahu begitulah usahamu mempertahankan kewarasan agar tak menjadi gila.
Walau sering hatiku merasa was-was, saat mencuri lihat engkau tertawa atau menangis sendiri saja. Kamar itu kini telah menjadi dunia yang tak terlihat oleh mataku yang perih. Hatiku yang diam-diam merintih oleh perasaan-perasaan lain yang tak terlukiskan.
Ada perdu dan semak berduri yang tumbuh rimbun di depan pintu kamarmu yang menghalangiku untuk melihat bagaimana engkau tumbuh menjadi dewasa. Sementara aku pelan-pelan menua, tanpa mampu beranjak dari rasa kekhawatiranku sendiri;
Apakah engkau baik-baik saja? Apakah engkau sungguh-sungguh bahagia? Betapa aku sangat menyayangimu melebihi cintaku pada hal-hal lain yang tak pernah engkau kenal.
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem