Tangga menurun itu seperti menyimpan kekhawatiranku. Jalan lengang seolah tak berpenghuni. Temaram cahaya dari bayang-bayang rembulan di atas bangunan-bangunan purba yang siap menelan diriku.
Angin gemetar dalam risaunya. Kusulut sebatang rokok dan membiarkan pikiranku terperangkap dalam hembusan asap dan percikan api. Rasa pahit yang perlahan membakar lidahku.
Terpatri bersama coretan-coretan grafiti di dinding stasiun kota lama.
...
Read full text