Perasaan Yang Hilang Poem by Titon Rahmawan

Perasaan Yang Hilang

Tangga menurun itu seperti menyimpan kekhawatiranku. Jalan lengang seolah tak berpenghuni. Temaram cahaya dari bayang-bayang rembulan di atas bangunan-bangunan purba yang siap menelan diriku.

Angin gemetar dalam risaunya. Kusulut sebatang rokok dan membiarkan pikiranku terperangkap dalam hembusan asap dan percikan api. Rasa pahit yang perlahan membakar lidahku.
Terpatri bersama coretan-coretan grafiti di dinding stasiun kota lama.

Desing kereta berlari, bersicepat mengeraskan kerjap pikiran orang-orang di sekelilingku. Wajah-wajah kosong tanpa ekspresi, raga-raga hampa tak berpenghuni. Sekejap aku ingin tahu apa yang mereka rasakan. Tapi kukira itu bakal sia-sia belaka.

Angin celaka melemparkanku ke pojok cafe entah di mana. Aku ingin berhenti dan tertidur dalam ruang suram membiru ini. Tertawan oleh denting botol bir dan sekawanan serigala di seberang sana. Seseorang menyeringai padaku memamerkan taringnya. Apakah mereka pikir aku adalah seonggok daging segar yang siap mereka terkam?

Aku telanjur terperangkap dalam sempit jeruji besi ini. Malam tanpa rembulan dan siang tanpa matahari. Rindu pada cinta yang banal dan juga liar. Yang tak doyan mengumbar kata-kata. Hanya nafsu semata-mata.

Aku melihat diriku seperti seorang pelacur yang tak menginginkan apa-apa selain menjadi diri sendiri. Mabuk darah dan meriang semalaman. Menanti rintik hujan atau suara burung hantu di senja hari. Mengapa hidup jadi terasa begitu membosankan? Mengapa waktu tak memberiku sedikit saja kesempatan untuk menemukan makna bahagia?

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success