Tak ada kebetulan di dunia ini. Jangan tatap wajahku seperti itu. Aku tidak sedang tertidur atau bermimpi.
Si pembunuh telah menyalangkan matanya, menanti rembulan terlena sekali lagi.
Ini semua tentang masa lalu, dan masa depan yang belum tentu ia miliki. Lalu apa yang terlintas dalam benakmu?
Kita tak pernah melihat hujan yang sama saat ia turun membasahi bumi.
Ingatan yang tiba tiba saja meloncat di atas genangan air, 'Jangan pernah lagi kau dekati diriku! Aku bukanlah orang yang sama yang kau kenal dahulu.'
Si Pembunuh menghunus tajam matanya dan menusukkan pisaunya berkali-kali.
Wajahnya datar dan tatapannya dingin. Nyaris tanpa ekspresi.
Wajah yang sama yang tak akan pernah terhapuskan dari dalam ingatan.
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem