Majnun: Tawanan Sepi - 2. Pantai Cinta Kita Poem by Nik Hasif Nik Hasbollah

Majnun: Tawanan Sepi - 2. Pantai Cinta Kita

Kita bertemu di ambang senja,
Saat langit menggigil menanti malam,
Langkahmu memecah pasir yang belum disentuh,
Dan dari situ, hatiku mulai belajar mendengar diam.

Tiada janji terlafaz, tiada kata terungkap,
Namun waktu seolah melambatkan langkah,
Agar aku sempat menatapmu sekali lagi,
Dalam sunyi yang tidak memerlukan suara.

Setiap hembus angin membawa sesuatu—
Mungkin sisa bicaramu yang tidak pernah sampai,
Mungkin bisikan hatiku yang kau pernah dengar,
Tapi memilih untuk tidak sahut.

Cinta kita, barangkali terlalu halus untuk dunia yang hingar,
Terlalu hening untuk yang biasa mendengar teriak,
Dan akhirnya ia layu bukan kerana tiada akar,
Tapi kerana terlalu takut untuk tumbuh.

Kini pantai ini menjadi madah yang tak disempurnakan,
Setiap buih yang rebah ke pasir adalah bait yang gugur,
Dan aku masih di sini,
Bukan menunggu kau kembali—
Tapi kerana aku tak pernah pergi dari detik itu.

Kerana cinta ini bukan ingin memiliki,
Tetapi ingin mengerti mengapa diammu lebih indah dari kata,
Dan mengapa akhirnya, kita memilih sepi
Sebagai bahasa yang terakhir.

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success