Sejak hari di mana aku berhenti merokok, aku teringat ucapanmu, 'Bila saatnya tiba, kita semua akan mati.'
Pemantik api pemberianmu masih kusimpan bukan sebagai kenangan, melainkan pengingat bagi diriku sendiri. Sudah lama aku tak pernah lagi menggunakannya.
Sungguh aneh sekali, aku tidak bisa mengingat kapan terakhir kali kita duduk berdua dan saling bicara:
Siapa orang yang telah membunuh rembulan itu dan mencampakkan jasadnya ke dalam tong sampah?
Sepertinya ini bukanlah kisah yang akan kita kenangkan. Mobil patroli itu dan polisi yang bersliweran di depan rumahmu.
Apakah mereka telah mengendus bau si pembunuh?
Tetesan darah dari bagasi, golongan darah tipe O, Moonlight Sonata karya Beethoven dan wajah yang tak bisa dikenali.
Aku tak mencatat waktunya, ketika kutatap wajahmu untuk yang terakhir kali. Kabut turun memutih lebih menyerupai salju. Putih, sepucat wajahmu pagi itu.
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem